kacatulisan.com – Indonesia // Parlemen Kuwait menyerukan memboikot produk-produk asal Swedia. Hal ini merupakan buntut aksi pembakaran Alquran di ibu kota Swedia, Stockholm, akhir pekan lalu.
Dalam sebuah sesi, 41 anggota parlemen mengecam pembakaran kitab suci umat Islam yang dilakukan oleh tokoh politik sayap kanan, Rasmus Paludan. Mereka menyebut langkahnya memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia.
“Kami juga mengutuk pemerintah Swedia karena memberikan izin untuk melakukan tindakan tersebut dan menghimbau semua anggota parlemen di dunia untuk memboikot pemerintah Swedia dan semua pemerintah yang tidak menghormati nilai-nilai suci umat Islam,” ujar pernyataan bersama itu dikutip Middle East Monitor, Rabu (25/1/2023).
Parlemen bukan yang pertama menyerukan boikot di Kuwait. Senin, koperasi negeri itu juga telah mengumumkan boikot produk Swedia sebagai protes atas tindakan provokatif yang dilakukan Paludan.
Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Salem Abdullah Al-Jaber Al-Sabah telah mengeluarkan pernyataan untuk mengutuk pembakaran Alquran. “Melukai sentimen Muslim di seluruh dunia dan menandai provokasi serius”, tegasnya.
Tidak dikatakan jelas jenis produk Swedia di negara tersebut. Namun mengutip Sweden.se, beberapa perusahaan asal Swedia dan menyebar di dunia antara lain Assa Abloy, Electrolux, Ericsson, Essity, H&M, IKEA, Skanska, Spotify, Vattenfall, serta Volvo.
Sebenarnya, pemerintah Swedia juga ikut mengecam aksi Paludan. Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson mengatakan yang dilakukan Paludan ‘tidak sopan’.
Sebelumnya, Paludan melakukan aksi pembakaran Alquran itu di depan Kedutaan Turki di Stockholm. Ini sebagai reaksi mengkritik Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang ia sebut menyudutkan posisi Swedia terkait pendaftaran NATO.
Turki adalah negara NATO yang menentang bergabungnya Swedia karena sejumlah hal di antaranya “dukungan” ke kelompok Kurdi, yang dianggap Ankara pemberontak. Padahal untuk menjadi anggota NATO, Swedia harus mendapat persetujuan seluruh alias 30 anggota aliansi.
Aksi Paludan menimbulkan gelombang protes di sejumlah negara mayoritas Muslim. Di sisi lain, hal itu ditiru politisi Belanda Edwin Wagensveld yang membagikan video aksi provokatif merobek-robek Alquran di depan gedung parlemen di Den Haag. (red)
Tidak ada komentar