Rilis Berita: Sabtu, 28 Januari 2023 13:00 WIB
Kacatulisan.com – Banjar // Haul akbar Guru Sekumpul dilangsungkan di Kampung Keramat Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada Kamis, 26 Januari 2023. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor yang juga memberikan sambutan singkat. Ia menyampaikan bahwa haul ini dilangsungkan karena adanya kerinduan mendalam.
“Sebuah kerinduan yang mendalam karena sekitar tiga tahun lamanya kita tidak merasakan suasana luar biasa yang biasanya setiap tahun selalu ada dalam agenda rakyat Banua kita, yaitu haul Guru Sekumpul,” ujar Sahbirin, seperti dilansir kacatulisan.com.
Ia juga berharap bahwa haul ini dapat mengobati rasa rindu masyarakat umum dari berbagai daerah yang turut langsung menghadiri acara ini. Namun, tidak hanya masyarakat biasa, Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin bersama istri, para habib, dan ulama di Kalimantan Selatan ataupun luar provinsi pun turut langsung menghadiri haul Guru Sekumpul.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Guru Sekumpul yang dihormati dan disanjung banyak orang, meskipun telah berpulang 18 tahun lalu?
Profil Guru Sekumpul
Pemilik nama asli KH Muhammad Zaini Abdul Ghani yang biasa dipanggil Abah Guru Sekumpul atau Tuan Guru Ijai lahir pada 11 Februari 1942 di Tunggul Irang, Martapura. Ia adalah ulama Banjar yang sangat kharismatik dan populer di daerah Kalimantan. Ia dana adiknya, Hj. Rahmah adalah anak dari pasangan Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulya bin Muhyiddin. Ia merupakan keturunan ke-8 dari ulama akbar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.
Sejak kecil, Guru Sekumpul sudah ditanamkan kedisiplinan dalam pendidikan, seperti tauhid, budi pekerti, dan membaca Al Quran. Selain itu, Qusyairi, panggilan akrab ketika masih kecil juga sudah ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Pada 1949, ketika berusia 7 tahun, ia mengikuti pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Lalu, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Kal itu, ia sudah berlatih dengan guru-guru akbar spesialis keilmuan, salah satunya adalah al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif.
Guru Sekumpul juga dididik oleh sang paman, Guru Seman, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan Guru Sekumpul mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan spesialisasinya masing-masing, baik di Kalimantan maupun di Jawa. Akibat didikan dari keluarganya, ia sejak kecil sudah menunjukkan sifat mulia, seperti penyabar, pemurah, dan kasih sayang terhadap sesama.
Mengutip beberapa catatan kelebihan lain dari sosok Guru Sekumpul adalah ia sudah menghafal Al-Quran sejak berusia 7 tahun dan tafsir al-Jalalain ketika berusia 9 tahun. Lalu, ketika ia berusia 10 tahun, ia mendapatkan khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa kasyaf hissi, yaitu melihat dan mendengar apa benar di dalam. Selain itu, ia juga menghasilkan beberapa karya tulis, Risalah Mubaraqah dan Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
Guru Sekumpul juga memberikan pesan kepada seluruh manusia, khususnya umat muslim tentang karamah agar setiap manusia muslim tidak tertipu dengan segala Karamah adalah anugerah, murni pemberian, dan bukan suatu keahlian. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa seluruh umat muslim harus menghormati ulama dan orang tua serta berpegang teguh kepada Allah.
Pada 10 Agustus 2005, Guru Sekumpul mengembuskan napas terakhirnya tepat pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus komplek pengajian, Sekumpul Martapura. Guru Sekumpul meninggal karena komplikasi dari gagal ginjal. Sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman pada sore harinya, para yang datang diberikan kesempatan untuk melakukan salat jenazah secara bergantian. Sampai sekarang, jasanya pun tetap dikenang dan acara haul Guru Sekumpul masih ramai didatangi umat muslim.
Reporter: wj-red
Editor: Fathur Rahman
Tidak ada komentar